Dunia bisnis, terutama bagi Usaha skala Kecil, dan Menengah, pertumbuhan sering kali menjadi tujuan utama. Namun, banyak pelaku UKM yang belum memahami bahwa pertumbuhan (growth) dan skala usaha (scale-up) adalah dua konsep yang berbeda. Mengetahui perbedaan ini sangat penting karena hanya dengan scale-up, bisnis dapat berkembang secara lebih efisien dan berkelanjutan.
- Memahami Growth vs. Scale-Up dalam Bisnis UMKM
Apa Itu Growth?
Growth atau pertumbuhan dalam UKM mengacu pada peningkatan kapasitas bisnis yang biasanya diikuti dengan peningkatan biaya operasional. Pertumbuhan ini sering kali melibatkan:
- Meningkatkan jumlah tenaga kerja.
- Membuka cabang baru atau menambah kapasitas produksi.
- Meningkatkan biaya pemasaran untuk menjangkau pelanggan lebih banyak.
- Membeli lebih banyak bahan baku atau peralatan.
Dengan kata lain, pertumbuhan dalam UMKM biasanya terjadi secara linier. Jika omzet meningkat 50%, maka biaya operasional juga meningkat hampir sama besar. Artinya, bisnis memang berkembang, tetapi belum tentu lebih efisien.
Contoh Growth dalam UMKM:
Sebuah warung makan kecil mengalami peningkatan jumlah pelanggan. Untuk mengakomodasi permintaan, pemilik warung membuka cabang baru, merekrut lebih banyak karyawan, dan membeli peralatan tambahan. Meskipun omzet meningkat, biaya operasionalnya juga naik signifikan.
Apa Itu Scale-Up?
Scale-up adalah pertumbuhan yang terjadi secara eksponensial tanpa peningkatan biaya operasional yang proporsional. UMKM yang melakukan scale-up tidak hanya tumbuh, tetapi juga lebih efisien dalam operasional dan keuntungan.
Beberapa karakteristik scale-up adalah:
- Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi tanpa menambah biaya besar
- Mengoptimalkan proses bisnis agar bisa melayani lebih banyak pelanggan dengan sumber daya yang sama.
- Menerapkan sistem dan model bisnis yang lebih scalable, seperti waralaba atau kemitraan.
- Fokus pada penguatan brand dan distribusi produk secara luas tanpa peningkatan biaya signifikan.
Contoh Scale-Up dalam UMKM:
Sebuah brand kuliner lokal yang awalnya hanya memiliki satu gerai, alih-alih membuka cabang sendiri, memilih model waralaba (franchise). Dengan sistem ini, bisnis dapat berkembang ke berbagai kota tanpa harus mengeluarkan modal besar untuk membuka gerai baru.
Perbedaan Growth dan Scale-Up dalam UMKM
Faktor | Growth | Scale-Up |
Cara Bertumbuh | Menambah sumber daya (tenaga kerja, peralatan, modal) | Meningkatkan efisiensi dengan sistem dan teknologi |
Biaya Operasional | Meningkat seiring dengan pertumbuhan | Tidak meningkat secara proporsional dengan omzet |
Keuntungan | Bertambah, tetapi sebanding dengan biaya | Bertambah lebih cepat dibandingkan dengan biaya |
Kecepatan Ekspansi | Lambat karena memerlukan tambahan modal dan SDM | Cepat karena memanfaatkan sistem dan skala ekonomi |
Contoh Model Bisnis | Membuka cabang baru secara mandiri | Menggunakan sistem waralaba atau ekspansi berbasis teknologi |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa growth masih bergantung pada peningkatan modal dan operasional, sedangkan scale-up memungkinkan bisnis berkembang lebih cepat dengan efisiensi yang lebih tinggi.
- Mengapa Scale-Up Lebih Penting bagi UMKM?
Banyak UMKM terjebak dalam siklus growth tanpa efisiensi, yang menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan terkadang berisiko kehabisan modal.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa scale-up lebih penting:
- Memungkinkan Ekspansi Lebih Cepat dan Luas
Dengan strategi scale-up, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih besar tanpa perlu investasi besar dalam operasional.
Contoh: Kopi Kenangan memanfaatkan digitalisasi dan konsep grab-and-go untuk berkembang cepat tanpa harus memiliki banyak kursi dan area dine-in seperti coffee shop tradisional.
- Mengurangi Ketergantungan pada Sumber Daya Fisik
Bisnis yang hanya mengandalkan penambahan sumber daya fisik seperti tenaga kerja dan peralatan memiliki keterbatasan dalam pertumbuhannya.
Contoh: Gojek berkembang dari sekadar layanan transportasi menjadi platform digital dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan skala bisnisnya.
- Meningkatkan Profitabilitas Tanpa Beban Biaya Besar
Bisnis yang mengadopsi model scale-up dapat meningkatkan omzet tanpa peningkatan biaya yang signifikan.
Contoh: Es Teh Indonesia menggunakan sistem franchise, sehingga bisa memiliki ratusan outlet dalam waktu singkat tanpa harus mengeluarkan modal sendiri untuk membuka cabang baru.
- Lebih Tahan Terhadap Krisis dan Kompetisi
Bisnis yang mampu scale-up cenderung lebih tahan terhadap perubahan pasar dibandingkan dengan yang hanya mengandalkan pertumbuhan biasa.
Contoh: UMKM yang memanfaatkan e-commerce dan marketplace bisa tetap bertahan meskipun toko fisik mereka mengalami penurunan penjualan akibat pandemi.
Banyak UMKM masih berpikir bahwa bertumbuh = sukses, padahal pertumbuhan tanpa skala yang baik bisa menjadi jebakan yang menghambat bisnis di jangka panjang. Scale-up adalah cara bagi usaha skala kecil dan menengah untuk tumbuh lebih cepat, lebih efisien, dan lebih menguntungkan.
Langkah-Langkah untuk Beralih ke Scale-Up:
- Automasi dan digitalisasi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya manual.
- Gunakan model bisnis yang scalable seperti waralaba, sistem reseller, atau dropshipping.
- Optimalkan strategi pemasaran digital untuk menjangkau pasar lebih luas dengan biaya minimal.
- Bangun sistem operasional yang kuat agar bisnis dapat berkembang tanpa kehilangan kualitas.
- Studi Kasus Perbedaan Growth vs. Scale-Up di Indonesia
Kasus Growth:
Warung Makan Lokal
Seorang pengusaha membuka warung makan yang viral dan memutuskan untuk menambah cabang di berbagai kota. Namun, karena tidak memiliki sistem manajemen yang kuat, pengelolaan cabang menjadi sulit, biaya operasional membengkak, dan kualitas makanan di beberapa cabang mulai menurun. Ini adalah contoh pertumbuhan tanpa scale-up yang baik.
Kasus Scale-Up:
Kopi Kenangan
Kopi Kenangan awalnya adalah bisnis kopi kecil. Namun, alih-alih hanya menambah gerai dengan modal sendiri, mereka menerapkan model bisnis yang scalable dengan sistem digital, cashless payment, dan sistem operasional yang efisien. Ini memungkinkan mereka berkembang pesat dengan biaya operasional yang terkendali.
Dengan memahami perbedaan growth dan scale-up, para pelaku Usaha skala Kecil dan Menengah dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk mengembangkan bisnis mereka ke tingkat yang lebih tinggi!