Negosiasi dengan investor adalah proses yang memerlukan persiapan matang, komunikasi
yang baik, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan mereka sebagai investor. Negosiasi ini bertujuan untuk memastikan kesepakatan yang saling menguntungkan dan bukan hanya mendapatkan investasi untuk bisnis yang kita tawarkan. Hubungan jangka panjang sangat penting untuk menjaga jaringan investor yang kita miliki.
.
Langkah-Langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam melakukan Negosiasi dengan Investor :
1. Persiapkan Diri Secara Maksimal
Sebelum memulai negosiasi, kita harus benar-benar memahami bisnis kita, termasuk
proyeksi keuangan, peluang pasar, dan risiko yang ada.
• Siapkan Pitch yang Kuat: Jelaskan mengapa bisnis kita layak untuk didanai.
• Kenali Investor: Pelajari profil investor, termasuk jenis investasi yang biasa mereka
lakukan dan visi mereka.
Contoh: Jika investor cenderung mendukung startup berbasis teknologi, tonjolkan aspek teknologi dalam bisnis kita.
2. Tetapkan Valuasi Bisnis
Valuasi bisnis adalah salah satu elemen penting dalam melakukan negosiasi. Investor ingin tahu seberapa besar nilai valuasi bisnis kita dan bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan dari investasi yang akan mereka lakukan.
• Gunakan metode valuasi yang sesuai, seperti Discounted Cash Flow (DCF) atau
Comparable Valuation.
• Jangan overvalue atau undervalue bisnis Anda; pastikan nilai yang Anda tawarkan
realistis.
Contoh: Jika valuasi bisnis Anda adalah Rp10 miliar dan Anda meminta dana Rp2 miliar,
Anda dapat menawarkan 20% saham.
3. Pahami Tujuan Investor
Investor umumnya memiliki tujuan yang berbeda – beda, seperti:
• Keuntungan Finansial: Mengharapkan return besar dalam waktu tertentu.
• Pengaruh Strategis: Ingin terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan.
• Tujuan Sosial: Mendukung bisnis yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pastikan Anda memahami tujuan mereka agar dapat menawarkan kesepakatan yang relevan.
4. Fokus pada Nilai Tambah
Selain dana, investor seringkali membawa nilai tambah, seperti jaringan, pengalaman, atau
sumber daya lainnya. Jelaskan bagaimana kontribusi mereka dapat mempercepat pertumbuhan bisnis kita.
Contoh: Jika investor memiliki jaringan luas di industri kita, diskusikan bagaimana kolaborasi tersebut bisa mempercepat penetrasi pasar.
5. Gunakan Data untuk Mendukung Negosiasi
Tunjukkan data yang mendukung potensi bisnis kita, seperti:
• Tren pasar yang sedang berkembang.
• Proyeksi pertumbuhan pendapatan.
• Pencapaian bisnis sejauh ini.
Contoh: Jika bisnis kita sudah memiliki 10.000 pengguna aktif dalam 6 bulan pertama,
tonjolkan data tersebut untuk membangun kepercayaan.
6. Jangan Takut untuk Menolak
Jika investor mengajukan syarat yang merugikan, seperti mengambil terlalu banyak saham
atau ingin kendali penuh, kita berhak menolak. Fokuslah pada kesepakatan yang adil.
Tips: Ajukan counteroffer yang tetap menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Jenis-Jenis Pembagian Persentase Saham dalam Investasi Bisnis
Saham adalah representasi kepemilikan di dalam sebuah bisnis. Dalam konteks investasi,
pembagian saham ditentukan berdasarkan nilai investasi yang diberikan dan valuasi
perusahaan.
Berikut adalah jenis-jenis pembagian saham yang sering digunakan:
1. Equity Financing
Investor memberikan dana dalam bentuk modal, dan sebagai gantinya mendapatkan
persentase saham dalam perusahaan.
Contoh Perhitungan:
• Valuasi perusahaan: Rp10 miliar.
• Dana yang diminta: Rp2 miliar.
• Saham yang ditawarkan: (Rp2 miliar / Rp10 miliar) × 100% = 20%.
Investor menjadi pemilik 20% saham perusahaan, sedangkan pendiri tetap memiliki
80% saham.
Keunggulan:
• Tidak ada kewajiban mengembalikan dana jika bisnis gagal.
• Investor menjadi mitra yang terlibat dalam pengembangan bisnis.
2. Convertible Notes (Saham Konversi)
Investor memberikan pinjaman, tetapi pinjaman tersebut dapat dikonversi menjadi saham di masa depan berdasarkan valuasi tertentu.
Contoh:
• Investor memberikan pinjaman Rp1 miliar dengan bunga 10% per tahun.
• Setelah 2 tahun, pinjaman tersebut dikonversi menjadi saham berdasarkan
valuasi terbaru.
Keunggulan:
• Cocok untuk bisnis tahap awal yang belum memiliki valuasi pasti.
• Memberikan fleksibilitas kepada kedua pihak.
3. Preferred Shares (Saham Preferen)
Investor mendapatkan saham dengan hak istimewa, seperti prioritas dalam pembagian
dividen atau hak suara khusus.
Contoh:
Investor memiliki hak untuk menerima dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.
Keunggulan:
• Memberikan insentif tambahan bagi investor.
• Menarik bagi investor institusi yang mengutamakan keuntungan jangka panjang.
4. Revenue Sharing (Pembagian Pendapatan)
Investor tidak mengambil saham, tetapi mendapatkan bagian dari pendapatan perusahaan hingga investasi mereka mencapai return tertentu.
Contoh:
Investor memberikan Rp1 miliar dan mendapatkan 5% dari pendapatan bulanan hingga total pengembalian mencapai Rp1,5 miliar.
Keunggulan:
• Tidak mengurangi kepemilikan saham pendiri.
• Investor menerima return lebih cepat dibandingkan dengan equity financing.
5. Dilution Clause (Pengurangan Saham)
Investor awal sering kali meminta klausul untuk melindungi saham mereka dari pengurangan nilai jika ada putaran pendanaan baru.
Contoh:
• Saham awal investor: 20%.
• Setelah putaran pendanaan baru, saham investor tetap dipertahankan pada 20%,
meskipun terjadi penambahan investor lain.
Keunggulan:
• Melindungi nilai investasi awal.
Contoh Kasus: Negosiasi dengan Investor
Bayangkan kita menjalankan startup teknologi yang menyediakan aplikasi e-commerce.
Berikut adalah langkah-langkah negosiasi dengan investor:
1. Pitch Awal:
“Startup kami telah memiliki 50.000 pengguna aktif dan menghasilkan pendapatan
Rp500 juta per bulan dalam tahun pertama.”
2. Valuasi:
“Berdasarkan proyeksi pertumbuhan, valuasi kami saat ini adalah Rp15 miliar. Kami
mencari investasi sebesar Rp3 miliar untuk ekspansi.”
3. Penawaran Saham:
“Kami menawarkan 20% saham dengan tambahan hak untuk menjadi konsultan
strategis.”
4. Nilai Tambah Investor:
“Kami percaya pengalaman Anda di industri e-commerce dapat membantu kami
meningkatkan skala operasional dan menarik lebih banyak pengguna.”
5. Counteroffer:
Jika investor meminta 30% saham, Anda bisa menawarkan alternatif:
“Kami bisa menawarkan 25% saham dengan tambahan revenue sharing sebesar 2%
selama 3 tahun pertama.”
Tips – Tips untuk Mendapatkan Deal Terbaik :
1. Jaga Kepercayaan: Tunjukkan transparansi dalam semua aspek bisnis.
2. Jangan Takut Bernegosiasi: Jika tidak sesuai ekspektasi, ajukan alternatif.
3. Fokus pada Visi Bersama: Pastikan investor memiliki visi yang sejalan dengan kita.
4. Libatkan Profesional: Gunakan bantuan pengacara atau konsultan jika perlu.
Negosiasi dengan investor adalah seni menggabungkan kebutuhan bisnis dengan kepentingan
investor. Dengan memahami jenis pembagian saham dan menawarkan proposal yang adil,
kita dapat menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. Poin terpenting adalah pastikan kita selalu memprioritaskan pertumbuhan bisnis tanpa mengorbankan
kendali yang terlalu besar kepada investor.